Rabu, 17 Juli 2013

Karna Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

sore itu, aku lagi fokus dengan tulisan ku.. tiba-tiba teman-teman kantor langsung menggerombol di salah satu meja atasan.. entah apa yang mereka bicarakan..
ah.. ga usah ikut-ikutan (pikirku) dan ternyata felling benar, untuk tidak ikut-ikutan menggerombol..
mereka lagi membicarakan urusan yg #penting menurut mereka.. tentang #uang..
ya uang memang penting, tapi bukan yang terpenting (menurut ku)..
nah masalah yang dibahas sore itu adalah ada salah satu teman yang belum membayar uang arisan (panggil saja nama nya Bejo), padahal waktu nya sudah jatuh tempo.. uang yang harus dibayarkan tidak begitu besar.. memang salah Bejo karna tidak memenuhi kewajiban nya.. tetapi sebelum menuduhkan sesuatu, bukan nya lebih baik mencari seluk beluk masalah nya dlu? (sekali itu menurtku)
apakah si Bejo punya uang kala itu, atau alasan lain yang bisa dibenarkan kenapa dia belum bisa membayar uang arusan..
bukan nya bermaksud membela, tetapi pembicaraan sore itu memang terlalu kejam untuk seorang teman yang pernah dekat sama kita..
semua tuduhan itu, semua alibi itu.. bahkan semua alasan-alasan yang dikemukan terlalu menjatuhkan, yang tidak ada hubungan nya dengan urusan arisan.. bahkan rencana nya mau dilaporkan ke atasan..
sulit memang kalau berhubungan dengan uang.. aku pun tidak terlalu menyalahkan bagi pihak yang harusnya menerima uang arisan.. mungkin dia memang lagi membutuhkan uang itu...
hufftt... sulit..
karna nila setitik, rusak susu sebelanga.. karna uang tak seberapa rusaklah reputasi orang..
sebuah pembelajaran yang berharga, bahwa we have to think twice if we wanna do something and make decision.. so that our behavior doesn't hurt anyone else..
dan juga kita harus memenuhi apa yang menjadi kewajiban kita.. jangan sampai merugikan orang lain.. :)

Tangerang, 17 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar